Analisis Hubungan Kepatuhan Mengontrol Faktor Risiko Kardiovaskuler Dengan Kejadian Infark Miokard Akut Rekuren

Sri A Ibrahim, Febrianti Moonti, Feibiyanti Simbala

Abstract


Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang memberikan sumbangsi kematian secara tiba-tiba yang cukup banyak. Kejadian infark miokard akut dapat terjadi berulang yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Pasien yang pernah mengalami serangan infark miokard akut 50% kemungkinan akan mengalami infark miokard akut recurrent akibat pasien tidak patuh mengontrol faktor resiko kardiovaskuler. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan kepatuhan mengontrol faktor resiko kardiovaskuler dengan kejadian infark miokard akut rekuren di kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien infark miokard akut di RSUD Prof H. Aloe Saboe dan RS Bunda Kota Gorontalo dengan jumlah sampel sebanyak 30 dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Sampel infark miokard akut kemudian ditelusuri kepatuhan sampel dalam mengontrol faktor resiko kardiovaskuler seperti tekanan darah, gula darah, profil lipid, olahraga, kebiasaan merokok dan berat badan. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif kuantitatif memakai analisis chi square berdasarkan data yang telah diperoleh. Hasil yang dicapai adalah ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengontrol faktor resiko kardiovaskuler berupa tekanan darah dengan kejadian IMA rekuren dengan P value 0,000, kadar glukosa darah dengan kejadian IMA rekuren dengan P value 0,001 dan kadar kolesterol dengan kejadian IMA rekuren dengan P value 0,000. Disarankan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terutama penderita yang telah mengalami IMA untuk selalu mengontrol faktor resiko kardiovaskuler sehingga dapat mencegah terjadinya IMA yang rekuren.

Keywords


Infark Miokard Akut Rekuren, Faktor Resiko Kardiovaskuler

Full Text:

PDF

References


Alwi I. (2009). Infark Miokard Akut

dengan Elevasi ST, dalam: Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Penyakit Dalam Jilid II. Edisi V. Interna Publishing pp. 1741- 1754. Jakarta

Antman, Hand M, Paul W et al., (2008).

Focused Update of the ACC/AHA 2004 Guidelines for the Management of Patients With ST-Elevation Myocardial Infarction : A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines: Developed in Collaboration With the Canadian Cardiovascular Society Endorsed by the American Academy of Family Physicians: 2007 Writing Group to Review New Evidence and Update the ACC/AHA 2004 Guidelines for the Management of Patients With ST-Elevation Myocardial Infarction, Writing on Behalf of the 2004 Writing Committee. Circulation. 2008;117:296-329.

Black, J.M. & Hawk, J.H. (2009). Medical

Surgical Nursing : Clinical Management of Positive Outcome. Eight Edition. Vol.2. USA : Saunders Elsiever Copstead & Banasik, 2005)

Botham KM, Mayes PA, Editor Wulandari

N, et al. (2009). Sintesis, pengangkutan, dan ekskresi kolesterol. Dalam :Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, editor (penyunting). Biokimia Harper (terjemahan). Edisi ke-27. Jakarta: ECG

Capes SE, Hunt DH, Malmberg K,

Gerstein HC. Stress Hyperglycaemia and Increased Risk of Death After Myocardial Infarction in Patients with and Without Diabetes: A Systemic Overview.The Lancet; 2000; 355: 773-778.

Glader EL, Sjolander M, Eriksson M,

Lundberg M. (2010). Persistent use of secondary preventive drugs declines rapidly during the first 2 years after stroke. Stroke. 41(2):397-401.

Harlinawati Y. (2008). Terapi jus untuk

kolesterol. Jakarta: Puspa Swara.

Heslet L. Kolesterol yang perlu anda

ketahui. Anton Adiwiyoto (Penerjemah). Cholesterol. Jakarta: Kesaint Blanc; 2007

Kabo Peter. (2012). Bagaimana

Menggunakan Obat-obat Kardiovaskuler Secara Rasional. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Lewis, S.L., Heitkemper, M.M., Dirksen,

S.R., O’Brien, P.G., Bucher, L., (2007). Medical Surgical Nursing. Philadelpia : Mosby Elsiever Inc.

Qodir A. (2016). Kepatuhan Mengontrol

Tekanan Darah Sebagai Upaya Menurunkan Kejadian Infark Miokard Akut Recurrent. Jurnal Ilmiah Kesehatan Mediahusada. Volume 05/Nomor 01/Maret 2016

Oliver, E.M.F & Opie, L.H. Effects of

Glucose and Fatty Acids on Myocardial Ischaemia and Arrhythmias. Lancet; 1994. 343. (8890): 155–158.

PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana

Sindrom Koroner Akut. Ed.3. Centra Communications. Jakarta.

Sargowo. (2001). Peranan kadar

trigliserida dan lipoprotein sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner (studi pendahuluan). [diunduh 3 Mei 2017]. Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072002/art-1.htm

Setianto BY, Rochmah W, Nurohman

A.(2003). Hubungan angka leukosit pada infark miokard akut dengan kejadian cardiac event selama dirawat di rumah sakit. Berkala Ilmu Kedokteran. Yogyakarta.

Sumiati, dkk. (2010). Penanganan Stress

Pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta; CV.Trans Info Medika

Stubbs PJ, Laycoek J, Alaghband Zadeh J,

Carter G, Noble MI. Circulating Stress Hormone and Insulin Concentrations In Acute Coronary Syndromes. Identification of Insulin Resistance on Admission. Clin Sci; 1999 June: 589 - 595. 4. Groeneveld AB, Beichuizen A, Visser FC. Insulin: A Wonder Drug in The Critically Ill? Critical Care; 2002; 6: 102-105




DOI: https://doi.org/10.37311/jnj.v2i1.4480

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jambura Nursing Journal