IDENTIFICATION OF DRUG USE IN GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) PATIENTS IN OUTSTANDING INSTALLATION ROYAL PRIMA HOSPITAL
Abstract
Abstrak
Gastroesophageal reflux disease (GERD ) dapat didefinisikan sebagai gangguan ketika isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam esofagus sehingga muncul gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu. GERD juga dianggap sebagai gangguan gastrointestinal kronis yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke kerongkongan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan obat pada Pasien Gastroephageal Raflux Disease (GERD). Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 orang. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif restrospektif dengan sumber data berasal dari dokumentasi diagnosis rawat jalan RS Royal Prima. Hasil penelitian menemukan perbedaan risiko terkena GERD pada jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Dimana berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa pasien yang paling banyak terkena GERD adalah perempuan. Disamping itu juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan risiko terkena GERD berdasarkan penyakit penyerta. Hasil pengujian identifikasi pada penelitian ini menemukan bahwa masih terdapat tidak tepatan dalam mengindikasi gejala penyakit yang selaras dengan ketidak tepatan dalam pemberian obat terdapat 280 kasus atau 98.24% yang indikasinya tepat, sedangkan tedapat terdapat 5 kasus atau 1.76% yang indikasinya tidak tepat. Kesimpulan terdapat perbedaan risiko terkena GERD pada jenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Kata Kunci: Gastroesophageal reflux disease (GERD); Identifikasi Penggunaan Obat.
Abstract
GERD can be defined as a disorder when gastric contents reflux repeatedly into the esophagus, causing disturbing symptoms and/or complications. Gastroesophageal reflux disease (GERD) is also considered a chronic gastrointestinal disorder characterized by regurgitation of gastric contents into the esophagus. The purpose of carrying out this study was to evaluate the use of drugs in Gastroephageal Raflux Disease (GERD) patients. The sample in this study amounted to 96 people. The method used in this study is a restrospective descriptive method with the data source coming from the outpatient diagnosis documentation at the Royal Prima Hospital. The results of the study found differences in the risk of developing GERD in women and men. Where based on the test results it was found that the patients most affected by GERD were women. In addition, it was also found that there were differences in the risk of developing GERD based on comorbidities. The results of the identifikasi test in this study found that there was still an inaccuracy in indicating the symptoms of the disease that were in line with the inaccuracy in drug administration with inaccuracies in drug administration, there were 280 cases or 98.24% with correct indications, while there were 5 cases or 1.76% . The conclusion is that there are differences in the risk of developing GERD in female and male sexes.
Keywords: Gastroesophageal reflux disease (GERD) ; Identification of Drug Use.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Nusi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo. 2015.
Fass R FR. The Role Of Dexlansoprazole Modified-Release In The Management Of Gastroesophageal Reflux Disease. Ther Adv Gastroenterol. 2017;
Andriansyah Y, Neswita E, Razoki R. Administrative, Pharmaceutic And Clinical Study Of Prescription Anti-Diabetes Drugs In One Of Medan City Pharmacies. Jambura J Heal Sci Res [Internet]. 2022;4(2):735–42. Available from: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/article/view/14252
Ndaraha S. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi GERD. J Fak Kedokt Univ Kristen Krida Wacana. 2016;22:60.
Syam AF, Hapsari FCP, Makmun D. The Prevalence and Risk Factors of GERD among Indonesian Medical Doctors. 2016; Available from: http://journal.ui.ac.id/health.35–40
Saputera MD, Budianto W. Diagnosis dan Tatalaksana Gastroesophageal Reflux Disease (GERD ) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. J Contin Med Educ. 2017;
Rusli. Farmasi Klinik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
Karina R, A.Y F, Ratna DIA. Karakteristik Penderita Gatroesophageal Refluks Disease (GERD) Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Dan Keluhan Utama di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Al Islam Bandung Tahun 2015. 2015;
Lestari F dan. Analisis Penggunaan Obat Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd) Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. J Farm. 2017;2:12–21.
MacFarlane B. Management Of Gastroesophageal Reflux Disease In Adults: A Pharmacistrsquo;S Perspective. Integr Pharm Res Pract. 2018;7:41–52.
Aguilera L., Carlos MDA. P, Agustin AN. Practical Consideration In The Management OF Proton-pump Inhibitors. J Rev Esp Enferm Dig. 2016;108(2):145–53.
Nuryati. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
] Putra H, Jurnalis YD, Sayoeti Y. Tatalaksana Medikamentosa pada Penyakit Saluran Cerna. J Kesehat Andalas. 2019;8(2):407–418.
Niko Darnindro et al. Prevalence of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) in Dyspepsia Patients in Primary Referral Hospital. Jakarta: Fatmawati General Hospital; 2018.
Korneliani K, Dida M. Obesitas dan Stress Dengan Keajadian Hipertensi. J Kesehat Masy. 2012;7(2):117–21.
L.Z T, J F, W.H. X, W L. Derule of Gastroesophageal Refluks in Provoking High Blood Pressure Episodes in Patients With Hypertention. J Clin Gastroentero. 2018;52(8):685–891.
] Marchetti N, C L. Pharmacist Guidelines For The Management Of GERD in Adult Opportunities For Practic Change Under B.C.’1s Protocol For Medication Management. Pharm Pract Dis Gastroenterol Res Pract. 2009;50(16):119–126.
DOI: https://doi.org/10.35971/gojhes.v6i2.14173
Refbacks
- There are currently no refbacks.