SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA UNGU (Hibiscus sabdariffa L.)

Gusti Ayu Dewi Lestari

Abstract


Ekstrak etanol bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung senyawa fitokimia potensial sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa pada bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) serta potensinya sebagai antioksidan. Bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) diekstraksi menggunakan metode maserasi dan diperoleh persentase rendemen hasil sebesar 35,25%. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode KLT dimana ekstrak etanol bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) diperoleh nilai IC50 sebesar 38,2939 ppm dimana ekstrak etanol bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. Nilai AAI (antioxidant activity index) diperoleh 1,04. Nilai presisi dan linearitas pada metode ini adalah 7,67% dan r2 = 0,9929 sehingga metode ini dapat dikatakan memiliki presisi dan linearitas yang baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin yang dapat menangkal radikal bebas.

Keywords


antioksidan; DPPH; KLT; rosella ungu

Full Text:

PDF

References


Apsari, Pramudita Dwi., Susanti, H. (2011). Penetapan kadar fenolik total ekstrak Metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat Tumbuh secara spektrofotometri. 2(1): 73-80.

Da-Costa-Rocha, I., Bonnlaender B., Sievers H., Pischel I., & Heinrich M. (2014). Hibiscus sabdariffa L. A phytochemical and pharmacological review. Food Chemistry 165: 424–443

Hanani, E., Mun’im, A. & Sekarini, R. (2005). Identifikasi Senyawa Antioksidan Dalam Spons Callyspongia sp Dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian 2(3): 127 - 133.

Harborne, J.B. (1987). Phytochemical Methods. Chapman and Hall Ltd., London, 49-188.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian 1(3).

Mungole, A., Chaturvedi, A. (2011). Hibiscus sabdariffa L., A rich source of secondary metabolites. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research 6(1):83-87.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2009). Biokimia harper (27 ed.). Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Nimse, S. B., Pal D. (2015). Review: free radical, natural antioxidants, and their reaction mechanisms. The Royal Society of Chemistry CrossMark. overview. Natural product radiance, Vol. 8(1), 2009, pp. 77-83.

Poumorad, F., Hosseinimehr S. J., & Shahabimajd N. (2006). Antioxidant activity phenol and flavonoid contents of some selected Iranian medicinal plants. African Journal of Biotechnology, 11:1142-1145

Reynertson, K. A. (2007). Phytochemical Analysis of Bioactive Constituens from Edible Myrtaceae Fruit. Dissertation. The City University of New York, New York

Ukieyana, E. (2012). Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik Dan Flavanoid total Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucid L. Kunth). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Wagner, H., & Bladt, S. (1996). Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromatography Atlas. 2nd Edition. Springer-Verlag. Berlin.




DOI: https://doi.org/10.34312/jambchem.v4i1.11157

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jambura Journal of Chemistry



EDITORIAL OFFICE

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.