Implementasi Standar Intensitas Penerangan Ruang Kerja Perajin Karawo Untuk Meningkatkan Kualitas Sulam Karawo

Lanto Mohamad Kamil Amali

Abstract


Sulam karawo adalah salah satu kerajinan tangan khas Provinsi Gorontalo, dimana proses pembuatannya memerlukan ketelitian luar biasa serta ketajaman penglihatan. Untuk menghasilkan kerajinan yang berkualitas baik, maka sulam karawo harus dikerjakan pada ruangan dengan intensitas penerangan yang sesuai. Observasi awal yang dilakukan pada ruang kerja perajin karawo menunjukkan bahwa intensitas penerangan di ruang kerja perajin karawo di bawah dari 270 lux. Hal ini berdampak pada penglihatan mata perajin yang berakibat pada kualitas hasil sulam karawo.  Tujuan penelitian ini adalah menerapkan standar intensitas penerangan 270 lux pada ruang kerja perajin karawo dimana untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan adalah studi lapangan serta implementasi penerapan intensitas penerangan pada ruang kerja perajin karawo. Hasil desain dan implementasi tata letak lampu penerangan pada ruang kerja perajin karawo adalah memasang lampu LED @25 Watt 2500lm Cooldayligt yang dipasang dengan konfigurasi Zig Zag lampu sebanyak 4 buah sehingga setiap saat dapat menghasilkan intensitas penerangan sebesar 270 lux.

Karawo embroidery is one of the typical handicrafts of Gorontalo Province, where the manufacturing process requires extraordinary accuracy and visual acuity. To produce good quality crafts, karawo embroidery must be done in a room with the appropriate lighting intensity. Preliminary observations made in the karawo crafter's workspace showed that the intensity of lighting in the karawo craftsman's workspace was below 270 lux. This has an impact on the eyesight of the craftsman which results in the quality of the karawo embroidery results. The purpose of this study is to apply a standard lighting intensity of 270 lux to the workspace of karawo craftsmen were to achieve this goal the method used is a field study and the implementation of the application of lighting intensity in the workspace of karawo craftsmen. The results of the design and implementation of the layout of lighting lamps in the workspace of Karawo craftsmen are to install LED lamps @ 25 Watt 2500lm Cooldayligt which are installed with a Zig-Zag configuration of 4 lamps so that at any time they can produce an intensity of illumination of 270 lux.


Keywords


Sulam Karawo ; Intensitas Penerangan

Full Text:

PDF

References


. Datau (2010), Meningkatkan Kemampuan Membuat Sulaman Kerawang Tipe Tisik Melalui Metode Pembelajaran Langsung, Jurusan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

. Pratap Singh Yadav, Nitai Pal, Dheeraj Kumar, S. Vamsi Krishna. LEDs Lighting Arrangements for Underground Mines. TELKOMNIKA Indonesian Journal of Electrical Engineering. 2015; Vol.15 No. 1: 14 – 19

. Reni Hiola.,Rama Hiola.,Lanto M Kamil Amali., 2017. Desain Ruang Kerja Ergonomis bagi pengrajin Karawo di Kabupaten Gorontalo. Laporan Akhir Hibah Penelitian Unggulan perguruan Tinggi Kemenristekdikti. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

. Yunan Daud.,Frengki Eka Putra Surusa.,Steven Humena., 2020. Analisis Intensitas Cahaya pada Gedung Central Medical Unit di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei saboe Kota Gorontalo. Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering (JJEEE) Januari Vol 2 No. 1

. Lanto Mohamad kamil Amali., 2019. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata pada Pengrajin Karawo di Kabupaten Gorontalo. Prosidding SemanTECH 2019 Vol 1 No 1. Politeknik Gorontalo

. Reni Hiola., Rama Hiola., Lanto Mohamad Kamil Amali.,2017. The Impact of Lighting Intensity on the Issue of Eyestrain of Karawo Artisans in Gorontalo.

Proceedings International Seminar Public Health Education (ISPHE). Public Health Department, Sport and Health Faculty. Gorontalo State University.

. Azhar Rosyid. (2012). Karawo, Sulam Khas dan Langka dari Gorontalo. https://gorontaloholiday.wordpress.com. Diakses 10 Agustus 2018.

. Suma'mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto.

. Tarwaka, Solicul HA dan Bakri LS. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS.

. Dinas Penanaman modal, ESDM dan Transmigrasi Propinsi Gorontalo. 2019. https://dpmesdmtrans.gorontaloprov.go.id/.

. Mulyanto, A., Rohandi, M., dan Tuloli, M.S. 2013. Klasifikasi Karakter Pengguna Karawo untuk Rekomendasi Motif Berbasis Budaya Gorontalo Menggunakan Algoritma Naïve Bayes. Prosiding SNATIKA 2013, Vol 02.

. Subaris H dan Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.

. Grandjean, E. Fitting the Task to the Human. Text Book of Occupational Ergonomics 5Th Ed. New York: Philadelphia. 1997.

. Mangalpady Aruna, Sunil M Jaralikar. Design of Lighting System for Surface Mine Projects. TELKOMNIKA. 2012; Vol.10 No.2; 235~244.

. Gloria Osei-Afriyie, David Ben Kumah, Andrews Nartey, Kwaku Bonsu, Tony Emmanuel Cofie. Influence of Viewing Distance and Illumination on Projection Screen Visual Performance. Mathews Journal of Ophthalmology. 2017; 2(2); 016.




DOI: https://doi.org/10.37905/jjeee.v4i1.11342

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Published by:
Electrical Engineering Department
Faculty of Engineering
State University of Gorontalo
Jenderal Sudirman Street No.6, Gorontalo City, Gorontalo Province, Indonesia
Telp. 0435-821175; 081340032063
Email: redaksijjeee@ung.ac.id/redaksijjeee@gmail.com

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.