PENGARUH DOSIS INFUS RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ROXB ) TERHADAP EFEK ANTIINFLAMASI PADA MENCIT (Mus musculus L).
Abstract
Kasus inflamasi pada usia di atas 18 tahun diperkirakan 0,1% sampai 0,3 % dari jumlah penduduk mengalami inflamasi, dan untuk anak dan remaja di bawah 18 tahun sekitar 1 banding
100.000. Walaupun jumlah kasus inflamasi sangat rendah yang terjadi di masyarakat, Penyakit ini paling sering menyebabkan kesakitan dan kecacatan. pengobatan secara tradisional dengan
menggunakan rimpang temulawak yang memiliki zat warna curcumin, yang tanaman ini mudah di dapatkan dan diolah serta dijadikan obat inflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek
antiinflamasi infus rimpang temulawak pada mencit, mengetahui onset dari infus rimpang temulawak sebagai antiinflamasi pada mencit dan untuk mengetahui adanya pengaruh dosis infus rimpang
temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit. Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dengan design post test with control group. Sampel penelitian
adalah rimpang temulawak, rimpang temulawak dibuat dalam infus. Infus rimpang temulawak dibuat 1x dosis lazim manusia, 10x dosis lazim manusia dan 100x dosis lazim manusia. Kemudian diujikan
pada mencit yang setiap perlakuan dikelompokan 5 mencit, yang sebelumnya telapak kaki mencit diinduksi dengan formalin sehingga terjadi peradangan. Dan kemudiaan di amati dan di ukur serta
dianalisis. Hasil pengujian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program statistik komputer versi SPSS 13 melalui uji one way anova. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa infus rimpang
temulawak memiliki efek antiinflamasi pada mencit dan dapat dilihat dengan nilai signifikasi < 0.05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh dosis infus rimpang temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim
manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit.
100.000. Walaupun jumlah kasus inflamasi sangat rendah yang terjadi di masyarakat, Penyakit ini paling sering menyebabkan kesakitan dan kecacatan. pengobatan secara tradisional dengan
menggunakan rimpang temulawak yang memiliki zat warna curcumin, yang tanaman ini mudah di dapatkan dan diolah serta dijadikan obat inflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek
antiinflamasi infus rimpang temulawak pada mencit, mengetahui onset dari infus rimpang temulawak sebagai antiinflamasi pada mencit dan untuk mengetahui adanya pengaruh dosis infus rimpang
temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit. Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dengan design post test with control group. Sampel penelitian
adalah rimpang temulawak, rimpang temulawak dibuat dalam infus. Infus rimpang temulawak dibuat 1x dosis lazim manusia, 10x dosis lazim manusia dan 100x dosis lazim manusia. Kemudian diujikan
pada mencit yang setiap perlakuan dikelompokan 5 mencit, yang sebelumnya telapak kaki mencit diinduksi dengan formalin sehingga terjadi peradangan. Dan kemudiaan di amati dan di ukur serta
dianalisis. Hasil pengujian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program statistik komputer versi SPSS 13 melalui uji one way anova. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa infus rimpang
temulawak memiliki efek antiinflamasi pada mencit dan dapat dilihat dengan nilai signifikasi < 0.05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh dosis infus rimpang temulawak 1x, 10x dan 100x dosis lazim
manusia terhadap efek antiinflamasi pada mencit.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.