MENABUR BENIH MULTIKULTURALISME DI TENGAH MANDEKNYA KONSOLIDASI DEMOKRASI DI TINGKAT LOKAL
Abstract
Multikulturalisme dianggap sebagai model gagasan yang diharapkan untuk meredam ketegangan dimasyarakat pluralisme di daerah, meskipun ide ini sejak pasca reformasi mengalami ketegangan pasung surut dalam hal menerima dan mengakui keberagaman sosial. Kajian empiris ini mendiskusikan formulasi kebijakan pada masyarakat heterogen yang ingin mendapatkan konseptualisasi yang hakiki terhadap keharmonisan sosial dalam fondasi kedaerahan ,agama dan kebudayaan yang berbeda. Hasil studi memperlihatkan bahwa faktor penyebab pendekatan multikulturalisme merupakan elemen penting dalam membangun sebuah pemerintahan yang bergerak menuju konsolidasi demokrasi yang pada akhirnya menciptakan kesadaran yang mampu memanejemen konflik masyarakat. Situasi ini secara langsung mempengaruhi terhadap menurunnya eskalasi konflik etnis yang setiap saat muncul dan dipicu oleh persoalan SARA. Pemerintahan lokal yang memiliki kebijakan besar berupa agenda political will dalam mengkonsolidasikan demokrasi melalui upaya membangun multikulturalisme dan bukan sebaliknya yakni membangkitkan ego sektoral melalui ego etnisitas. Untuk itu kajian ini menyarankan perlu adanya peran pemerintah termasuk di tingkat lokal membangun keharmonisan di tengah kebhinekaan untuk mencegah konflik horizontal dalam bentuk yang laten maupun termanifest.
Full Text:
PDFReferences
Abdullah Irwan, 2006, Tantangan Multikulturalisme Dalam Pembangunan, Jurnal Antropologi Sosial Budaya, ETNOVISI, Vol. II, No.1 April 2006
Aguero, Felipe, 1995, Soldier, Civilians, And Democracy: Post Franco Spain In Comparative Perspective, Baltimore & London: The John Hopkins University Press
Bahar, Saafroedin, 1998, Membangun Daerah Dalam Proses Nation-Building, dalam Ichlasul Amal & Armaidy Armawi, Regionalisme, Nasionalisme Dan Ketahanan Nasional, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press
Bennet, Robert, 1994, Local Government And Market Decentralization, Tokyo, PBB
Cottey, Andrew, at al, 2001, Democratic Control Of The Military In Post Comunist Europe: Guarding The Guards, Basingstoke, Palgrave
Diamond, Larry, 2003, Developing Democracy Toward Cosolidation, Yogyakarta IRE Press
……………….dan Marc Plattner 2000, (ed), Hubungan Sipil-Militer Dan Konsolidasi Demokrasi, Jakarta Rajawali
Eko, Sutoro, 2003, Pengantar Pelajaran Konsolidasi Demokrasi Untuk Indonesia dalam Larry Diamond, Developing Democracy Toward Consolidation, Yogyakarta IRE Press
Luckhman, Robin, 1996, Democracy And Military: An Epitaph For Frankenstein’s, Democratization, Vol.3 No. 2 Summer
Maloney, Kim, 2007, Representattive Bureaucracy: A Cross National Analysis of Gender (1996-2004).
Mares, R,.David 1998, (ed), Civil-Military Relations: building Democracy And Regional Security In Latin America, Southern Asia And Central Europe, Colorado Westview Press
Masoed, Mohtar, 1998, Nasionalisme Dan Tantangan Global Masa Kini, dalam Ichlasul Amal & Armaidy Armawi, Regionalisme, Nasionalisme Dan Ketahanan Nasional, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press
Parekh, B. (2001) Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory. Cambridge, Mass.: Harvard University Press.
Syaifuddin, Achmad Fedyani, 2006, Membumikan Multikulturalisme Di Indonesia, Jurnal Antropologi Sosial Budaya, ETNOVISI, Vol. II, No.1 April 2006
Stalik Svetiana, 2003, Ukuran Dan demokrasi Dan Dukungan Untuk Desentralisasi, Dalam Larry Diamond, Developing Democracy Toward Cosolidation, Yogyakarta IRE
Sujito, Arie dan Sutoro Eko, 2002, (eds), Demiliterisasi, Demokratisasi Dan Desentralisasi, Yogyakarta, IRE Press
DOI: https://doi.org/10.37905/jacedu.v3i2.22733
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 sastro wantu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.