PELESTARIAN NILAI PENTING BANGUNAN CAGAR BUDAYA MUSTOKOWENI THE HERITAGE HOTEL
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abbas, N., & Dewi, E. R. (1995). Perkembangan Kota Yogyakarta Berdasarkan Peningkatan Pemanfaatan Lahan. Berkala Arkeologi, 15(2), 25–34. https://doi.org/10.30883/jba.v15i2.658
Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY. (2015, February 18). Papan SMA “17” 1 Yogyakarta dirobohkan, Sabtu (7/4/2012) Pagi. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/vonis-perusak-bangunan-cagar-budaya-sma-17-1-yogyakarta/
Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. (2014). Laporan Pendataan Bangunan Cagar Budaya Hotel Mustokoweni 16-21 Juni 2014.
Batubara, A. M. (2015). Menjadi Modern Tanpa Kehilangan Identitas: Problematika Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Sulawesi Tenggara. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 9(1), 4–16.
Brata, I. B., Rai, I. B., Rulianto, & Wartha, I. B. N. (n.d.). Pelestraian Warisan Budaya dalam Pembangunan Pariwisata Bali yang Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Webinar Nasional Universitas Mahasaraswati Denpasar “Percepatan Penanganan COVID-19 Berbasis Adat Di Indonesia.”
Darmosugito. (1956). Kota Yogyakarta 200 Tahun. Panitia Peringatan Kota Yogyakarta 200 Tahun.
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (n.d.-a). Hotel Mustokoweni. Retrieved November 1, 2023, from https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/978/hotel-mustokoweni
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (n.d.-b). SMA 17 “1.” Retrieved November 15, 2023, from https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/115/sma-17-i
Fatimah, T. (2014). Gion Matsuri: Prosesi Budaya, Partisipasi Komunitas dan Pelestarian Wajah Kota Kyoto. NALARs, 13(1).
Humas DIY. (2023, September 18). Sah, Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia. https://jogjaprov.go.id/berita/sah-sumbu-filosofi-yogyakarta-jadi-warisan-budaya-dunia
Junawan, M. (1998). Kota Baru: Pola Permukiman Masyarakat Belanda di Yogyakarta 1899 – 1936. Universitas Gadjah Mada.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2018). Qualitative Data Analysis: a Methods Sourcebook. SAGE Publications.
Pearson, M., & Sullivan, S. (1995). Looking After Heritage Places: The Basic of Planning for Heritage for Managers, Landowners and Administrators. Melbourne University Press.
Purnawibowo, S., & Koestoro, L. P. (2016). Analisis Stakeholders dalam Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi di Kota Cina, Medan. AMERTA, 34(1), 65. https://doi.org/10.24832/amt.v34i1.77
Putri, P. A. V. A., & Santoso, E. B. (2020). Analisis Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kawasan Cagar Budaya sebagai Destinasi Wisata Kota Pontianak. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 8(3), 202–213. https://doi.org/10.14710/jwl.8.3.202-213
Sedyawati, E. (1997). Konsep dan Strategi Warisan Budaya. In International Workshop on Balinese Culture Heritage.
Sektiadi. (2000). Rekonstruksi Arsitektur Masa Kolonial (Studi Kasus pada Sebuah Kawasan di Yogyakarta).
Soekiman, D. (2011). Kebudayaan Indis di Zaman Kompeni sampai Revolusi. Komunitas Bambu.
Suhartono. (1994). Sejarah pergerakan nasional : dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 - 1945. Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 10 Tahun 2011.
Wibowo, A. B. (2014). Strategi Pelestarian Benda/Situs Cagar Budaya Berbasis Masyarakat Kasus Pelestarian Benda/Situs Cagar Budaya Gampong Pande Kecamatan Kutaraja Banda Aceh Provinsi Aceh. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 8(1), 58–71. https://repositori.kemdikbud.go.id/354/1/Strategi%20Pelestarian%20Benda%20Cagar%20Budaya%20Berbasis%20Masyarakat.pdf
Yunita, F. (2019). Kajian Nilai Penting Cagar Budaya di Kawasan Jetis, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
DOI: https://doi.org/10.37905/jhcj.v5i1.24226
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jambura History and Culture Journal (ISSN Online: 2686-1070 | ISSN Print: 2654-6388) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.