EVOLUSI BUDAYA ARTEFAKTUAL SUKU ASMAT DALAM PENDEKATAN EKOTEOLOGI

Wina Sulistyo Nur Anggraheni, Tjahjono Prasodjo

Abstract


The Asmat tribe has experienced significant cultural and civilizational changes in two phases, namely the arrival of missionaries in 1953 and post-independence of Indonesia in 1963. The abolition of the head-hunting tradition carried out in the mission to "humanize" the Asmat people became a cultural "defect" that stimulated the cultural evolution. The identity of the Asmat Tribe as a "wood people" create a new identity and contemporary culture oriented towards social progress based on the concept of divinity. This research is presented descriptively using qualitative research paradigm with an ecotheological approach to explaining changes of the traditional beliefs of the Asmat Tribe to the modern religious teachings.

Keywords


Evolusi Budaya, Misionaris, Ekoteologi, Suku Asmat, Pengayauan.

Full Text:

PDF

References


A., A. W. (2024, Februari). Wawancara Penelitian Tesis Pengelolaan Warisan Budaya Suku Asmat dalam Konsep Pentahelix. (W. S. Anggraheni, Interviewer)

Asmarandani, D. (2007). Perubahan Fungsi dan Bentuk Seni Pahat, Seni Patung Suku Asmat di Papua sebagai Produk Kerajinan. Dimensi, 1-14.

Asmarandani, D. (2007). Perubahan FUngsi dan Bentuk Seni Pahat, Seni Patung Suku Asmat di Papua sebagai Produk Kerajinan. Dimensi, 1-14.

Asmat, M. K. (2024, Juny 10). About Asmat Museum of Culture and Progress. Retrieved from Asmat Museum of Culture and Progress: amastmuseum.org/en/about

Boelaars, J. (1986). Manusia Irian Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta: PT. Gramedia.

Buyung Florianus dan RM Stefanus. (2019). Symbol of Our Faith (Simbol-simbol Iman Kristiani). Jakarta: Marian Centre Indonesia.

Didipu, H. (2018). Prosesi Upacara Adat Suku Asmat Dalam Novel Namaku Tewerawut Karya Ani Sekarningsih. Telaga Bahasa, VI, 553-562.

Dillistone, F. (2006). The Power of Symbol. Yogyakarta: Kanisius.

Dobratz, L. (2000). The Changing Asmat World: A Survey of Cultural and Artistic . Kansas: Wichita State University.

Enos H. Rumansara, Enrico Y. Kondologit, Don Rondrigo Flassy, J. Budi Irianto, dan Sarini. (2014). Inverntarisasi dan Verivikasi Karya Budaya Suku Asmat. Jayapura: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jayapura Papua.

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures: Selected Essays. London: Hutchinson & CO Publisher LTD.

Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan (1 ed.). Yogyakarta: Kanisius.

Godefridus Samderubum, Anis Izdiha. (2023). Dinamika Kedudukan, Peran dan Status Perempuan Suku Asmat Pendekatan Arena Kultural Pierre Bourdieu. Societas: Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial, 152-169.

Harris, M. (1995). Cultural Materialism: The Struggle for a Science of Culture. New York: Random House.

Himawan, M. H. (2015). Sejarah Perkembangan Seni Patung Modern Indonesia: Pengaruh Tradisi dan Kecenderungan Kontemporer. Surakarta: Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Ihsan, N. (2017). Pascaprosesualisme/Pascamodernisme?;Sebuah Kilas Balik Perdebatan Lama. Buletin Umulolo, 109-115.

Insum Malawat dan Hengki Mofu. (2018). Tradisi Suku Asmat dalam Roman Namaku Teweraut Karya Ani Sekarningsih. Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 154-162.

Lola, J. A. (2018). Memaknai Iconography Kristen dari Perspektif Keluaran 20:4-6. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 220-242.

Manners, D. K. (2012). Teori Budaya (IV ed.). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Michael Pearson, Sharon Sullivan. (1995). Looking After Heritage. Victoria: Melbourne University Press.

Muhammad Rivaldi Kurniawan; Drs. Budisutrisna, M.Hum; Dr. Sartini, M.Hum. (2023). Falsafah Jawa Memayu Hayuning Bawana dalam Tradisi Rasulan Masyarakat Gunungkidul. Yogyakarta: Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada. Retrieved from Repository Universitas Gadjah Mada.

Mutaqqin, Chevira Yasin Putri Indriyanti. (2023). Makna Simbol Yesus dalam Ibadah Umat Katolik di Gua Maria Lourdes, Puhsarang, Kediri. Jurnal Pendidikan Agama Katolik (JPAK), 30-46.

Nariyanti, L. P. (2023). Makna Simbol Patung Yesus di Candi Ganjuran. Yogyakarta: Program Studi Seni Murni, Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Ni Made Sinarsari, I Wayan Nerta. (2022). Mistisisme Mudra: Ragam Gerakan Spiritualitas Dalam Dunia Kesehatan. Sanjiwani Jurnal Filsafat, 104-110.

Nizam, A. (November 2012-April 2013). Sumber Seni Indonesia Lama. Corak Jurnal Seni Kriya, 117-132.

Papua, D. K. (2017, January 3). Profil Kabupaten Asmat. Retrieved February 20, 2022, from Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua: https://www.pariwisata.papua.go.id/kabupaten/asmat

Parmajaya, I. P. (2018). Implementasi Konsep Tri Hita Karana dalam Perspektif Kehidupan Global: Berpikir Global Berperilaku Mokal. Purwadita, 27-33.

Rumansara, E. H. (2015). Memahami Kebudayaan Lokal Papua: Suatu Pendekatan Pembangunan yang Manusiawi di Tanah Papua. Jurnal Ekologi Birokrasi, 47-48.

Sarkol, E. (2022, Oktober). Wawancara Penelitian Tesis Pengelolaan Warisan Budaya Suku Asmat dalam Konsep Pentahelix. (W. S. Anggraheni, Interviewer)

Shanks, M. (2009). Post Processual Archaeology and After. In H. D. R. Alexander Bentley, Handbook of Archaeological Theories (pp. 133-146). New York: Altamira Press.

Sianipar, J. (2008). Makna-makna Ritual Patung Mbis Asmat. Jayapura: Balai Bahasa Jayapura.

Timmer, J. (2022). Menciptakan Masa Lalu di Kalangan Orang Asmat, Papua Barat Daya. Jurnal Masyarakat Indonesia, 1-12.

Tito Andonis, Sri Guritno, Zulyani Hidayah, dan Elizabeth T. Gurning. (1994/1995). Sistem Pemerintahan Tradisional Masyarakat Asmat di Irian Jaya. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, DIrektorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .

Wambrauw, E. V. (2015). Water Resource Management in the Lowlands of Southern Papua Using a Decision Support System adn Integrating Tradisional Ecological Knowledge. Auckland: The University of Auckland.

Watson, P. J. (2009). Processual Archaeology and After. In H. D. R. Alexander Bentley, Handbook of Archaeological Theories (pp. 29-38). New York: Altamira Press.

Wulandari, Eka Amalia dan Irfa'ina Rohana Salma. (2019). Motif Ukir Dalam Kreasi Batik Khas Jepara. Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah, 17-34.




DOI: https://doi.org/10.37905/jhcj.v5i1.26520

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Editorial Office:
Lt. II Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jenderal Sudirman No.6, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo 96128, Indonesia
E-mail: jhcjjournal@ung.ac.id
Creative Commons License
Jambura History and Culture Journal (ISSN Online: 2686-1070 | ISSN Print: 2654-6388) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
slot online slot gacor slot