Nilai-Nilai Pembelajaran Sejarah Masyarakat Adat Kajang: Studi Etnografi Nilai Falsafah Pasang Ri Kajang

Amirullah Amirullah, Muh. Rasyid Ridha, Fitra Widya Wati, Rusmala Dewi Kabubu, Oschar Sumardin

Abstract


Pasang ri Kajang is a philosophy of life embraced by the Ammatoa Kajang indigenous community in Bulukumba, South Sulawesi. This concept not only governs social and cultural aspects but also serves as a guideline for maintaining balance between humans and nature. This study employs a qualitative research method with an ethnographic approach to explore the meaning and practice of Pasang ri Kajang in the daily lives of the Kajang people. Data were collected through direct observation, in-depth interviews with traditional leaders, and analysis of relevant documents and literature. The findings reveal that Pasang ri Kajang plays a crucial role in shaping collective identity, customary legal systems, and environmental sustainability. Values such as simplicity, honesty, and harmony with nature form the core of this philosophy. This study provides insight into how traditional value systems persist amid modernization and their relevance in development planning based on local wisdom.

Keywords


Pasang ri Kajang, ethnography, Ammatoa indigenous community, philosophy of life, local wisdom

Full Text:

PDF

References


Abeng, A. T. A. (2019). Peran Pasang ri Kajang dalam kebudayaan masyarakat Kajang, Kabupaten Bulukumba (Studi etnografi). Jurnal Ecosystem, 56.

Arniati, A., Asdar, A. A., Warda, & Hakmal, T. (2022). Analisis tingkat kelayakan usaha industri rumah tangga sarung hitam (Tope Le’leng) Desa. YUME: Journal of Management, 5(3), 441–453. https://doi.org/10.37531/yume.vxix.547

Astianti, R., Ningsih, S., & Asriany, A. (2023). Budaya pamali pada suku adat Ammatoa Kajang Kab. Bulukumba. JMNS: Journal of Midwifery and Nursing Studies, 5(2), 76–87.

Chaer, A. (2010). Kesantunan berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Daniel. (2019). Kehidupan sosial suku Kajang yang menjadi eksistensi dari kemajuan Kabupaten Bulukumba.

Disnawati. (2013). Alingka kukamase mase (Berjalan dalam kesederhanaan). Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 8(1), 83.

Elfira, E., Agustang, A., & Syukur, M. (2023). Prinsip masyarakat adat Kajang dalam mempertahankan adat istiadat (Studi kasus dalam kawasan adat Ammatoa). JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 7(1). https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.4230

Fadhel, A., Ahmad, A., Jannah, M., & Azizah, R. (2021). Pasang ri Kajang sebagai media pendidikan karakter berwawasan lingkungan di kawasan adat Ammatoa. JCP, 548.

Fadhel, A., & lainnya. (2021). Pasang ri Kajang sebagai media pendidikan karakter berwawasan lingkungandi kawasan adat Ammatoa. JCP, 544.

Fadil, M. Y., & Hasanuddin. (2024). Implementasi "Pasang ri Kajang" sebagai kearifan lokal masyarakat adat Kajang dalam pendidikan informal di Kabupaten Bulukumba. Pinisi Journal of Art, Humanity & Social Studies, 386.

Hafid, A. (2013). Ammatoa dalam kelembagaan komunitas adat Kajang. De La Macca.

Heryati. (2008). Konsep Islam dalam Pasang ri Kajang sebagai suatu kearifan lokal tradisional dalam sistem bermukim pada komunitas Ammatoa Kajang. Jurnal Kebudayaan Masyarakat, 4(1), 98–109.

Ichwan. (2021). Pasang ri Kajang: Tradisi lisan masyarakat adat Ammatoa suku Kajang dalam pembentukan karakter konservasi. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 7(4), 133. https://doi.org/10.32884/ideas.v7i4.495

Ikram, I. M., Mau, M., & Arianto, A. (2023). Sejarah pakaian adat masyarakat Kajang Kabupaten Bulukumba (Studi etnografi komunikasi). Jurnal Diskursus Islam, 11(1), 69–82. https://doi.org/10.24252/jdi.v11i1.37644

Keraf, G. (2006). Komunikasi verbal dan nonverbal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, L. J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nur, A. (2020). Interelasi masyarakat adat Kajang dan pola kehidupan modern. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan imperatif bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rosvita, I. (2024). Harmoni alam dan tradisi: Mengungkap makna sarung hitam dalam ritual Andingingi Suku Kajang. Jurnal Tradisi dan Budaya, 4(4), 795–802.

Tuljanna, N., S, A., & Zelfia, Z. (2023). Makna komunikasi simbolik Tope Le’leng dalam tradisi masyarakat suku Kajang Kabupaten Bulukumba. Respon: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 4(1), 54–59. https://doi.org/10.33096/respon.v4i1.163

Wahyuni. (2012). Kehidupan sosial masyarakat Kajang. Sosioreligus, 7(1), 19–24.

Wijaya, A., & Gischa, S. (2023, November 20). 7 prinsip etika komunikasi.Kompas.com.https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/20/020000469/7-prinsip-etika-komunikasi?page=all




DOI: https://doi.org/10.37905/jhcj.v7i2.31791

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Editorial Office:
Lt. II Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jenderal Sudirman No.6, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo 96128, Indonesia
E-mail: [email protected]
Creative Commons License
Jambura History and Culture Journal (ISSN Online: 2686-1070 | ISSN Print: 2654-6388) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.