PENERAPAN ARSITEKTUR TRADISIONAL PADA MUSEUM PROVINSI GORONTALO

Mohamad Yusran S. Igirisa, Mohamad Faisal Dunggio, Lydia Surijani Tatura

Abstract


Gorontalo ha a museum that acts as an institution that protects, develops, utilizes collections, and communicates them to the public based on Article 1 of government regulation of the Republic of Indonesia #66 2015 concerning museums. Gorontalo Provincial Museum, commonly known as Popa Eyato Museum, stores various remaining historical relics in Gorontalo province. This study aimed to plan and Design the Museum of Gorontalo province as a landmark that will invite visitorsˈinterest and become a function of a monumental character building. The planning and desingning employ a traditional architectural approach, and the method used in this planning used primary and secondary data. The primary data were obtained from conducting a field survey at the planned location with direct observation, documenting field conditions, and reviewing the potentials in the report and for secondary data, conducting, a literature related to design empashasis, as well as collecting the data related to policies, applicable regulations, and Gorontalo climate conditions. The primary and secondary data are processed later as an alternative problem solving and a reference in planning the design of the Gorontalo Provincial Museum as a Landmark. By making approaches to the data that has been collected an obstained, the output will be produced in the form of the design concept of Gorontalo Provincial Museum as a Landmark.

 

 

Gorontalo memiliki sebuah Museum yang berperan sebagai lembaga yang melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyrakat sesuai bunyi pasal 1 peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 tentang museum. Museum Provinsi Gorontalo atau biasa dikenal dengan Museum Popa Eyato ini merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah satu-satunya di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk Merencanakan dan merancang sebuah museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark yang akan mengundang minat pengunjung dan menjadi suatu fungsi bagunan yang berkarakter  monumental, merencanakan dan merancang sebuah museum Provinsi Gorontalo dengan pendekatan arsitektur tradisional. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk data primer melakukan survei lapangan pada lokasi yang akan direncanakan dengan pengamatan langsung, mendokumentasikan kondisi lapangan serta mengkaji potensi-potensi yang ada pada laporan dan untuk data sekunder melakukan studi literatur pada buku-buku dan sumber-sumber tertulis mengenai landmark dengan fungsional  serta literatur yang berkaitan dengan penekanan desain dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kebijaksanaan, peraturan yang berlaku dan kondisi iklim Gorontalo. Kemudian mengolah data primer dan data sekunder yang akan menjadi alternatif pemecahan masalah dan menjadi acuan dalam perencanaan perancangan Museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark. Dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap data yang telah dikumpulkan dan diperoleh, maka akan dihasilkan output berupa konsep rancangan Museum Provinsi Gorontalo sebagai Landmark.


Keywords


Traditional Architecture; Gorontalo Museum; Landmark; Arsitektur Tradisional; Museum Gorontalo; Landmark.

Full Text:

PDF

References


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum. Jakarta. 2015.

Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 9 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo Tahun 2019-2039. Gorontalo. 2019.

Saputra, M. S. A., & Satwikasari, A. F. (2019). Kajian Arsitektur Tradisional Sunda Pada Desain Resort. PURWARUPA Jurnal Arsitektur, 3(4), 65-74.

Monayo, E. R. (2005). Pengembangan Terminal Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo Transformasi Karakter Fisik Rumah Adat Tradisional Gorontalo dengan Penerapan Kaidah Arsitektur Tropis Modern.

Irda, A., Irwansyah, M., & Bustari, B. (2021). Perancangan Museum Maritim Aceh di Sabang dengan Penerapan Tema Metafora Arsitektur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan, 5(1), 12-16.

Nugraha, I. T. (2017). Desain interior museum Layang-layang dengan konsep modern di Yogyakarta.

Babaro, W. L. (2010). Museum Budaya di Pontianak (Doctoral dissertation, UAJY).

Ardhiati, Y. (2014). KAJIAN MUSEUM ARSITEKTUR INDONESIA. KEMENTRIAN KEBUDAYAAN.

Lynch, K. (1960). Image of the City. The Massachusetts Institute of Technology and the President and Fellows of Hardvard College.

Subhiksu, I. B., & Utama, G. B. (2018). Daya Tarik Wisata Museum. Yogyakarta: CV. Budi Utama.




DOI: https://doi.org/10.37905/jjoa.v6i1.20643

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Mohamad Yusran S. Igirisa, Mohamad Faisal Dunggio, Lydia Surijani Tatura

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

ISSN CETAK: 2654-5896
Website: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jja/

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.