HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH PERKOTAAN INDONESIA TAHUN 2018 (ANALISIS DATA RISKESDAS TAHUN 2018)

Porman Tiurmaida Simbolon, Ririn Arminsih Wulandari

Abstract


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada balita di Indonesia, kejadian ISPA pada balita di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 mencapai 20,06%. ISPA dapat disebabkan oleh beberapa factor salah satunya adalah factor lingkungan rumah yang tidak sehat, pengaruh tempat tinggal antara pedesaan dan perkotaan dihubungkan dengan jumlah penderita ISPA. Kebaruan penelitian ini karena peneliti menganalisis hubungan lingkungan fisik dengan kejadian ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik yang terdiri dari ventilasi, kebiasaan membuka jendela dan pencahayaan yang cukup di ruang tidur dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah perkotaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi multiple group dan dianalisis bivariat dengan uji korelasi pearson. Data yang digunakan adalah data sekunder dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan linier negatif dan berkekuatan sedang antara kebiasaan membuka jendela setiap hari (p=0,003;r=-0,493), ventilasi yang cukup (p=0,011;r=-0,432), dan pencahayaan yang cukup (p=0,007;r=-0,452) dengan kejadian ISPA pada balita. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di daerah perkotaan.


Keywords


ISPA balita; Lingkungan Fisik; Perkotaan.

Full Text:

PDF

References


(1) Pitriani, Dasar Kesehatan Lingkungan. Nas Media Pustaka, 2020.

(2) K. sari Wijayaningsih, Asuhan Keperawatan Anak. Trans Info Media, 2013.

(3) Hartono, ISPA Gangguan Pernafasan pada Anak. Yogyakarta: Nuha Medika, 2016.

(4) Depkes RI, “Pedoman tata laksana klinis ispa,” 2013.

(5) R. NASIONAL, “Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf,” Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. p. 674, 2018. (Online). Available: http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

(6) A. Ariano, A. Retno Bashirah, D. Lorenza, M. Nabillah, S. Noor Apriliana, and K. Ernawati, “Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di The Correlation Between Environmental Factors and Behavior to the incidence of Acute Respiratory Infections (ARI) in in Talok Village, Kresek District,” J. Kedokt. Yars., vol. 27, no. 2, pp. 76-083, 2019, (Online). Available: https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/jky/article/view/1119/686

(7) Keputusan Menteri Kesehatan RI, “Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999 Tentang : Persyaratan Kesehatan Perumahan,” no. 829, pp. 1–4, 1999.

(8) A. Siagian, Epidemiologi Gizi. Airlangga, 2010.

(9) M. J. de Smith, A comprehensive handbook of statistical concepts, techniques and software tools. 2021. (Online). Available: http://www.statsref.com/HTML/sampling.html%5Cnhttp://bib-pubdb1.desy.de/record/169869/files/DESY-2014-02929.pdf

(10) S. Wahyuningsih, S. Raodhah, and S. Basri, “Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima,” Hig. J. Kesehat. Lingkung., vol. 3, no. 2, pp. 97–105, 2017.

(11) I. Suryani, E. Edison, and J. Nazar, “Hubungan Lingkungan Fisik dan Tindakan Penduduk dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk,” J. Kesehat. Andalas, vol. 4, no. 1, pp. 157–167, 2015, doi: 10.25077/jka.v4i1.215.

(12) I. G. A. P. Mahendra and F. Farapti, “Relationship between Household Physical Condition with The Incedence of ARI on Todler at Surabaya,” J. Berk. Epidemiol., vol. 6, no. 3, p. 227, 2018, doi: 10.20473/jbe.v6i32018.227-235.

(13) I. G. Sumertha Gapar, N. Adiputra, and I. B. G. Pujaastawa, “Hubungan Kualitas Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Di Wilayah Kerja Puskesmas Iv Denpasar Selatan Kota Denpasar,” ECOTROPHIC J. Ilmu Lingkung. (Journal Environ. Sci., vol. 9, no. 2, p. 41, 2015, doi: 10.24843/ejes.2015.v09.i02.p07.

(14) M. Kesehatan and R. Indonesia, “Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No 1077/Menkes/PER/2011,” 2011.

(15) N. Nirmolia, T. G. Mahanta, M. Boruah, R. Rasaily, R. P. Kotoky, and R. Bora, “Prevalence and risk factors of pneumonia in under five children living in slums of Dibrugarh town,” Clin. Epidemiol. Glob. Heal., vol. 6, no. 1, pp. 1–4, 2018, doi: 10.1016/j.cegh.2017.07.004.

(16) A. Agungnisa, “Physical Sanitation of the House that Influence the Incidence of ARI in Children under Five in Kalianget Timur Village,” J. Kesehat. Lingkung., vol. 11, no. 1, p. 1, 2019, doi: 10.20473/jkl.v11i1.2019.1-9.

(17) K. Irianto, Gizi seimbang dalam kesehatan reproduksi = Balanced nutrition in reproductive health. Bandung: Alfabeta, 2014.




DOI: https://doi.org/10.35971/jjhsr.v5i2.18916

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons Licence
 

 

Jambura Journal of Health Sciences and Research is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

</p