IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN PADA MINUMAN SUSU FORMULA 2 JAM SETELAH DISEDUH

Rizqi Fakhrial Husain, Suparno Putera Makkadafi, Ganea Qorry Aina

Abstract


Susu formula adalah susu yang terbuat dari susu sapi atau kedelai yang telah dimodifikasi. Pemberian susu formula bayi harus disesuaikan dengan umur, kondisi bayi, dan sesuai dengan takaran saji. Menurut World Health Organization (WHO) atau Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2007, bubuk susu formula bayi tidak steril. Bahan tersebut mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius pada bayi. Hal ini didukung penemuan dari badan POM Amerika yang menemukan 14% susu formula terkontaminasi Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.). Bakteri pada susu mampu memperbanyak diri setiap 20 menit maka dianjurkan jangan mengkonsumsi susu yang sudah disiapkan lebih dari 2 jam. Kebaruan peneitian ini karena meneliti tentang bakteri pathogen pada minuman susu formula 2 jam setelah diseduh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran bakteri patogen pada minuman susu formula 2 jam setelah diseduh. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 5 sampel susu formula 2 jam setelah diseduh. Data dianalisa dengan univariat yaitu dengan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis lalu dihitung menggunakan rumus persentase dengan rumus frekuensi jumlah sampel yang positif bakteri patogen dibagi jumlah sampel. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya bakteri patogen dengan persentase 100% yang terdiri dari jenis Bacillus cereus dengan persentase 60% dan Bacillus licheniformis dengan persentase 40%. Kesimpulan penelitian ini adalah ditemukan adanya pertumbuhan bakteri patogen (100%) dari 5 sampel yang diidentifikasi.


Keywords


Bakteri patogen; Susu formula; 2 jam setelah diseduh.

Full Text:

PDF

References


Nurbaya. Konseling Menyusui. Aceh: Syiah Kuala University Press; 2021.

Wirakusumah, E. P. Sehat cara Al-Qur’an dan Hadis. Jakarta: Mizan Publika; 2010.

Permenkes Nomor 39 Tahun 2013. Tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sari, R., S. & Hidayat, R. Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0 – 6 bulan di wilayah kerja puskesmas kampar tahun 2020. Jurnal Doppler. 2020; 4(2): 85–96.

Suririnah. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia 54 Pustaka Utama; 2009.

Muaris, H. Hidangan Sehat Untuk Ibu Menyusui. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2009.

Sulistyanto, W. N., & Trimulyono, G. Karakterisasi Fenotip dan Indeks Similaritas Isolat Actinomycetes yang Memiliki Kemampuan Antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Biotropika: Journal of Tropical Biology. 2019; 7(3): 112–120.

Iskandar, & Maulidar. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan. AcTion: Aceh Nutrition Journal. 2016; 1(2): 73 – 77.

Amallia, H. T., & Anggraini, T. Pengaruh Cara Penyajian Dan Lamanya Waktu Pajanan Terhadap Kualitas Susu Formula Anak-Anak. Jurnal Biota. 2017; 3(1): 43.

Purwanti et al. Pengaruh Berbagai Kondisi Preparasi dan Penyimpanan Susu Formula Pada Pertumbuhan Spora Bacillus cereus dan Clostridium perfringens. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 2009; 20(1): 1-8.

Standar Nasional Indonesia (SNI). Tentang Susu Bubuk. SNI 2970:2015. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Suwito, W. Bakteri yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian. 2010; 29(3): 96– 100.

Puspandari, N., & Isnawati, A. Deskripsi Hasil Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Beberapa Susu Formula Bayi. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2015; 5(2): 106-112.

Mamay et al. Angka Kuman Susu Formula Pasca Seduh pada Penyimpanan Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan. Jurnal Kesehatan. 2023; 11(1): 98-107.

R, Lucia, Winata Muslimin, Fatmasari, Adriyani Ris, Abdul Wahid Jamaluddin, Siti Arifah. Antibiotik Sensitivitas Terhadap Bacillus cereus yang Diisolasi dari Daging Sapi. Makalah dipresentasikan di Prosiding Seminar Nasional IV Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana; 2016. Okt 25; Kupang, Indonesia.

Poltronieri, P. Microbiology In Dairy Processing. Hoboken: IFT Press; 2017.

Chairunnisa, Riyanto, Abdul Karim. Isolasi dan Uji Bakteri Liplitik dalam Mendegradasi Minyak Pada Limbah Cair Kelapa Sawit di Kebun Marihat, Pematang Siantar. Jurnal Ilmiah Biologi UMA. 2019; 1(2): 44–52.

Hermansyah, Deddie Nova. Perbedaan Penurunan Kadar Bilirubin Sebelum dan Sesudah Fototerapi Pada Bayi Baru Lahir Dengan Pemberian Susu Formula.[Skripsi]. Surabaya: Poltekkes Kemenkes Surabaya; 2020.

Gopal N. Hill C, Ross PR, Beresford TP, Fenelon MA, Cotter PD. The prevalence and control of in corsivo and related spore-forming bacteria in the dairy industry. Friontiers Micrbiol. 2015; 6: 1-18.

Berkeley, Roger. Applications and Systematics of Bacillus and Relatives. Berlin: Blackwell Publishing company; 2002

Soeka, Yati S. Kemampuan Bacillus licheniformis dalam menghasilkan enzim α-amilase. Jurnal Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 2015; 1(5): 1162-1166.

Standar Nasional Indonesia (SNI). Tentang Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. SNI 7388:2009. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.




DOI: https://doi.org/10.35971/jjhsr.v5i3.20478

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons Licence
 

 

Jambura Journal of Health Sciences and Research is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

</p