CERMINAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUWAWA DALAM BINGKAI TRADISI DAN MODERNITAS

Fatmah Umar

Abstract


Cerminan kehidupan sosial budaya masyarakat Suwawa tampak pada (1) adanya sistem pemerintahan yang bersifat (i) monarkikonstitusional, (ii) memadukan unsur feodalisme dan demokrasi, (iii) feodalisme yang mendasar pada hubungan kekerabatan dan perlindungan, (iv) lebih menekankan hubungan adat dan kerja sama untuk mencapai kepentingan bersama daripada bentuk konfederasi politik yang didominasi oleh salah satu kekuatan di antara mereka, (v) ikatan yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan dalam menghadapi suatu masalah, (vi) kewajiban raja bermusyawarah dengan para elit politik dan penguasa daerah, (vii) raja di Gorontalo bisa diturunkan oleh para bangsawan (Bantayo Poboide) tanpa menimbulkan konflik, dan (viii) para bangsawan yang tergabung dalam Bantayo Poboide ini adalah memegang peran di balik layar dalam menentukan kebijakan raja. Sistem pemerintahan dimaksud mempererat hubungan kekeluargaan yang dikenal dengan poganaqa (Suwawa) atau pohalaqa (Gorontalo). Poganaqa/Pohalaqa merupakan suatu masyarakat hukum di atas organisasi kerajaan, suatu hubungan persaudaraan atau perserikatan dari kerajaan-kerajaan menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Di dalam istilah poganaqa/pohalaqa tersebut dikenal istilah (1) Tomita Dewuwa Lima no poganaqa (Suwawa), (2) Dewuwa no poganaa, (3) Lima no poganaa, (4) Dewuwa lima ni poganaa, dan (5) U Dewuwa lima no poganaa. Di bidang budaya dan adat istadat, masyarakat Gorontalo memiliki budaya yang berhubungan dengan (1) keagamaan, (2) kesenian, (3) artefak, (4) bahasa, (5) sastra (prosa), dan (6) sastra (puisi). Seiring dengan arus globalisasi dan modernisasi, sistem pemerintahan, dan budaya serta adat istiadat dimaksud membuat masyarakat Suwawa diperhadapkan pada permasalahan yang sulit. Di sisi lain, masyarakat Suwawa memiliki beban moral kewajiban mempertahankan dan melestarikan keaslian tradisi dan adat istiadat sebagai jati diri dan identitas diri, sedangkan di sisi lain masyarakat Suwawa diperhadapkan dengan terjangan arus globalisasi modernisasi informasi. Jika sisi pertama yang diambil, maka masyarakat Suwawa masih dapat dikategorikan masyarakat zaman waras, sedangkan jika sisi kedua yang dipilih, maka masyarakat Suwawa dapat dikategorikan ke dalam zaman edan yang habitus. Jika sisi kedua yang dipilih, maka wasternisasi pasti akan menggorogoti masyarakat Suwawa.

Keywords


Cerminan kehidupan, sosial, budaya, tradisi, dan modernitas

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.37905/jjll.v1i1.6918

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Diterbitkan oleh:
  • Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
  • Fakultas Sastra dan Budaya
  • Universitas Negeri Gorontalo
  • http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjll/