Analisis Beberapa Parameter Fisika Kimia Kawasan Mangrove untuk Pengembangan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla sp.) Pola Silvofishery di Pesisir Kabupaten Pangkep

Ridha Hiola, Syafaruddin Syafaruddin, Agustina Agustina, Muh Alsere Bardian Sahaba

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa parameter fisika kimia yang berpengaruh pada budidaya kepiting bakau di Kawasan Mangrove dan mengkaji kemungkinan pengembangan budidaya kepiting bakau pola silvofishery di Kabupten Pangkep. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang dikumpulkan melalui data primer dan sekunder, terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap survei, pengumpulan data, kompilasi data dan informasi (analisis dan pengolahan data), serta tahap penyusunan laporan. Data yang diperoleh dianalisis dengan pembobotan/skoring. Selanjutnya hasil analisis di lapangan ditentukan skornya sesuai dengan kelas kesesuaian lahan (skor : 1 - 4), kemudian skor ini dikalikan dengan bobot dan hasilnya dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dibagi 4 dan dikali 100%. Nilai akhir dari perhitungan ini kemudian dicocokkan dengan tingkat kategori kelas sehingga menghasilkan tingkat kesesuaian lahan. Dari hasil analisis data diperoleh parameter biofisika kimia lingkungan mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Pangkep khususnya di lokasi penelitian layak bagi pengembangan budidaya kepiting bakau pola silvofishery sehingga potensial untuk dikembangkan, dimana Tekolabbua 79,25 % dan Bawasalo 78,00%, sangat sesuai, sedangkan Pundata Baji 60,00%, Kanaungan 68,00 % dan Tamarupa 66,00 % cukup sesuai untuk pengembangan budidaya kepiting bakau pola silvofishery.

Keywords


Fisika; Kimia; Mangrove; Kepiting Bakau (Scylla sp); Silvofishery

References


Alearts, G. dan S. Santika. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya.

Arifin, Z. 2006. Carrying Capacity Assessment on Mangrove Forest with Special Emphasize on Mud Crab Sylvofishery System: A Case Studi in Tanjung Jabung Timur District Jambi Province. Thesis. Post Graduate School. Bogor Agricultural University, Bogor. (Tidak Dipublikasikan).

Asbar. 2007. Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Pesisir untuk Pengembangan Budidaya Tambak Berkelanjutan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 175 : 150-1160

Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Ponds For Aquaculture. Birmingham Publishing Co., Alabama.

Catacutan, M. R. 2002. Growth and Body Composition of Juvenile Mud Crab, Scylla serrata, Fed Different Dietary Protein and Lipid Levels and Protein to Energy Ratio. Aquaculture, 208: 113-123.

Cavalli, R.O., E. V. Berghe, P. Lavens, N. T. T. Thuy, M. Wille and P. Sorgeloos. 2000. Ammonia Toxicity As a Criterion for The Evaluation of Larval Quality in The Prawn Macrobrachium rosenbergii. Comp. Biochem. Physiol., 125C: 333-343.

Darmin. 2010. Evaluasi Kesesuian Lahan Untuk Budidaya Tambak Di Pulau Selayar Untuk Budidaya Tambak Di Pulau Selayar Kabuapten Kepulauan Selayar. Tesis. Proram Sarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hal 63

Dinas Kelautan dan Perikanan Pangkep. 2008. Statistik Perikanan Kabupaten Pangkep.

Hanafiah, K.A. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi 1 -4. Jakarta ; Kajawati pers. Hal 61-96.

Kasry, A. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Penerbit Bharata, Jakarta. Hal 89-90

Kuntiyo, Arifin Z, Supratomo T. 1994. Pedoman Budidaya Kepiting Bakau (Scylla serrata) di tambak. Direktorat Jenderal Perikanan, Balai Budidaya Air Payau, Jepara.

Kushartono, E. W. 2009. Beberapa Aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah Mangrove Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Ilmu Kelautan, Vol. 142 (2): 76-83.

Millamena, O.M. and E. Quinitio. 2000. The Effect of Diet on Reproductive Performance of Eyestalk and Intact Mud Crab Scylla serrata. Aquaculture, 181: 81 – 90.

Mintardjo, K., A. Sunaryanto dan M. Mardjono. 1985. Persyaratan Tanah dan Air. Pedoman Budidaya Tambak. Direktorat Jenderal perikanan, Depertemen Pertanaian, Jakarta. Vol. 17

Neil, L.L., R. Fotedar and C. C. Shelley. 2005. Effects of Acute and Chronic Toxicity of Unionized Ammonia on Mud Crab, Scylla serrata (Forsskal, 1755) Larvae. Aqua. Res., 36: 927-932.

Nybakken, J .W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit Gramedia, Jakarta.

Potter, 1977. A Seminar of fish Pond Soil. Reading on Aquaculture practices. SEAFDEC Aquaculture Depertement.

Purnamaningtyas, S. E. dan A. R. Syam. 2010. Kajian Kualitas Air Dalam Mendukung Pemacuan Stok Kepiting Bakau di Mayangan Subang Jawa Barat. Limnotek, 17 (1): 85-93.

Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2011. Materi Penyuluhan Pembenihan dan Budidaya Kepiting Bakau. Depatemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Vol. 58

Rusdi, I. dan Karim M.Y. 2006. Salinitas Optimum bagi Sintasan dan Pertumbuhan Crablet Kepiting Bakau (Scylla Paramanosain). Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 6 (3) : 149 -157

Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia.

Susanto, G. N. dan S. Murwani. 2006. Analisis secara Ekologis Tambak Alih Lahan pada Kawasan Potensial untuk Habitat Kepiting Bakau (Scylla spp.), Prosiding Seminar Nasional Limnologi 2006, Puslit Limnologi –LIPI. Hal: 284 – 292.

Toro, A. V. 1987, Ekologi Kepiting Bakau Niaga, Scylla serrata Forskal, di Perairan Mangrove Segara Anakan, Cilacap Jawa Tengah, Prosiding Seminar III Ekosistem Mangrove, LIPI-Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Hal: 147 -155.

Yunus, I. Setiyadi, Kasprijo, & Des Roza, 1997, .Pengaruh pH Air Terhadap Sintasan Larva Kepiting Bakau (Scylla serrata). J. Penel. Perikanan Indonesia, Vol. 3(4): 57-61.




DOI: https://doi.org/10.37905/nj.v12i3.30397

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 The NIKe Journal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Flag Counter